top of page
Gambar penulisMYCO

Budgeting Approach Bottom-Up vs Top-Down

Diperbarui: 25 Mei 2022

By : Mustikharima, Juli 2020


Budgeting Approach Bottom-Up vs Top-Down
Budgeting Approach

Budgeting Approach Bottom-Up vs Top-Down
Bottom-Up

Dalam pendekatan bottom-up, karyawan dan manajer di tingkat departemen melakukan penyusunan anggaran untuk masing-masing departemen. Bottom-up Method dimulai di tingkat bawah atau operasi (departemen) berdasarkan pada tujuan segmen. Di sisi lain, level operasi harus memenuhi tujuan perusahaan secara keseluruhan.


Setiap departemen menyiapkan anggarannya sendiri (seperti perkiraan kegiatan komponen dan lini produk) sebelum diintegrasikan ke dalam anggaran induk.


Manajer lebih termotivasi untuk mencapai tujuan yang dianggarkan ketika mereka terlibat dalam persiapan anggaran. Tingkat partisipasi yang luas biasanya mengarah pada dukungan yang lebih besar untuk anggaran dan entitas secara keseluruhan, serta pemahaman yang lebih besar tentang apa yang harus dicapai.



Keuntungan dari metode ini adalah dapat terjalin komunikasi yang lebih baik antar departemen dan tingkat akurasi estimasi anggaran yang lebih baik.


Manajer operasional yang selama ini bertanggung jawab langsung untuk kegiatan operasional, serta memiliki pemahaman yang lebih baik ketika menyusun anggaran, karena lebih memahami tentang hasil apa yang dapat dicapai dan berapa biayanya.

"Managers are more motivated to achieve budgeted goals when they are involved in budget preparation"

Dengan pendekatan ini, manajer tidak dapat menyalahkan tujuan yang tidak realistis sebagai alasan untuk tidak mencapai harapan anggaran ketika mereka telah membantu untuk menetapkan tujuan tersebut.


Terlepas dari keterlibatan manajer tingkat bawah, Top Management tetap harus berpartisipasi dalam proses anggaran untuk memastikan bahwa tujuan konsolidasi dari berbagai departemen konsisten dengan tujuan profitabilitas perusahaan.


Metode bottom-up dapat digunakan untuk meningkatkan “Sense of Belonging” dari unit-level dalam kepemilikan anggaran.


Walaupun di sisi lain, proses penganggaran dengan metode Bottom – Up ini memakan waktu yang cukup panjang serta resource yang cukup banyak dan biasanya, pendekatan bottom-up akan menghasilkan target pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan top-down, dan dengan demikian proses rekonsiliasi akan diperlukan untuk menghasilkan anggaran seluruh organisasi di mana semua bagian ditambahkan dengan benar dan terkadang, bottom-up method dapat menghasilkan anggaran yang tidak sejalan dengan tujuan perusahaan jika manajer terlalu fokus pada departemen, bukan pada tujuan perusahaan.


Pendekatan ini sangat diperlukan ketika manajer unit yang bertanggung jawab diharapkan menjadi sangat inovatif. Manajer unit tahu apa yang harus dicapai, di mana peluang ada, bidang masalah apa yang harus diselesaikan, dan di mana sumber daya harus dialokasikan.


Budgeting Approach Bottom-Up vs Top-Down
Top-Down
"A top-down approach is needed for a company having significant interdependence among operating units to enhance coordination"


Top-Down method adalah model perencanaan yang dilakukan dari atasan yang ditujukan kepada bawahannya dimana yang mengambil keputusan adalah atasan sedangkan bawahan hanya sebagai pelaksana saja. Top Management sebagai pihak yang melakukan penyusunan anggaran, pada saat proses penyusunan anggaran, sangat sedikit meminta bahkan terkadang tidak meminta masukan dari manajer atau karyawan. Dalam pendekatan ini, staf perusahaan pusat di bawah chief executive officer atau presiden direktur menentukan tujuan dan strategi perusahaan secara keseluruhan, menentukan kendala sumber daya, mempertimbangkan persaingan, menyiapkan anggaran, dan membuat alokasi biaya.


Top Management mengetahui tujuan, strategi, sumber daya, kekuatan, dan kelemahan perusahaan. Departemen mengikuti arahan dari Action Plan yang telah dibuat. Top-down umumnya digunakan dalam perencanaan jangka Panjang. Hal pertama yang dilakukan adalah meramalkan penjualan berdasarkan analisa ekonomi, kemudian pangsa pasar perusahaan dan penjualan perusahaan, dan kemudian penjualan berdasarkan produk atau kategori lainnya.


Pendekatan Top-Down diperlukan ketika manajer unit bisnis harus diberikan tujuan kinerja spesifik karena situasi krisis dan ketika koordinasi yang erat diperlukan antara unit bisnis. Ada kemungkinan bahwa jumlah anggaran unit tidak akan memenuhi harapan perusahaan. Jika manajer unit mengembangkan anggaran secara independent dari unit lain, ada ketidakkonsistenan dalam asumsi yang digunakan oleh unit yang berbeda.


Kelemahan dari pendekatan ini adalah bahwa staf pusat mungkin tidak memiliki semua pengetahuan yang diperlukan untuk menyiapkan anggaran di setiap segmen organisasi.

Manajer di tingkat operasi lebih mengetahui dan terbiasa dengan operasi tiap segmen. Manajer tidak akan mendukung atau berkomitmen pada anggaran yang tidak mereka persiapkan, yang akan menyebabkan masalah motivasi.


Selanjutnya, pendekatan Top-down menahan kreativitas. Anggaran membutuhkan masukan dari manajer yang terpengaruh, tetapi manajemen puncak mengetahui gambaran keseluruhan.


For pdf document, download here.








13.362 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page