Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Koreksi Kesalahan dalam PSAK 25

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 25 mengatur tentang kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Tujuan dari standar ini adalah untuk memberikan pedoman mengenai kriteria dalam memilih dan mengubah kebijakan akuntansi, serta perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan. Dengan memahami konsep-konsep ini, entitas dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan yang lebih relevan dan andal.
Pengertian dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan, dan praktik tertentu yang diterapkan oleh entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Pemilihan kebijakan akuntansi harus sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku untuk memastikan laporan keuangan mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
PSAK 25 mengatur bahwa perubahan kebijakan akuntansi hanya boleh dilakukan jika perubahan tersebut diwajibkan oleh standar akuntansi baru atau revisi, atau jika perubahan tersebut menghasilkan informasi yang lebih relevan dan andal. Penerapan retrospektif dilakukan untuk perubahan kebijakan akuntansi, yaitu memperlakukan perubahan tersebut seolah-olah kebijakan baru telah diterapkan sejak awal. Hal ini bertujuan untuk memberikan perbandingan yang konsisten di seluruh periode laporan keuangan.
Perubahan Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi adalah jumlah moneter dalam laporan keuangan yang dipengaruhi oleh ketidakpastian pengukuran. Ketika terjadi perubahan estimasi akuntansi, entitas harus mencatat dampak perubahan tersebut secara prospektif, yaitu pada periode berjalan dan periode mendatang yang terpengaruh. Contoh perubahan estimasi akuntansi meliputi perubahan masa manfaat aset tetap.
Perubahan estimasi akuntansi tidak memerlukan penyesuaian retrospektif, karena sifatnya yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Pengungkapan perubahan estimasi akuntansi harus mencakup sifat perubahan, alasan perubahan, dan dampak perubahan pada laporan keuangan.
Koreksi Kesalahan
Kesalahan dalam laporan keuangan dapat terjadi akibat kelalaian, salah tafsir fakta, atau pelanggaran kebijakan akuntansi. PSAK 25 mengatur bahwa koreksi kesalahan material harus dilakukan secara retrospektif. Hal ini berarti bahwa entitas harus menyesuaikan saldo awal dari akun yang terpengaruh dan merevisi informasi komparatif untuk mencerminkan koreksi tersebut.
Namun, jika kesalahan tidak material, koreksi dapat dilakukan pada periode berjalan tanpa memengaruhi informasi komparatif. Pengungkapan atas koreksi kesalahan harus mencakup deskripsi kesalahan, dampak koreksi pada laporan keuangan, dan periode yang terpengaruh.
PSAK 25 menuntut entitas untuk mengelola kebijakan akuntansi, perubahan estimasi, dan koreksi kesalahan secara hati-hati dan transparan. Penerapan retrospektif dan prospektif yang diatur dalam standar ini memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan informasi yang akurat dan relevan bagi para pemangku kepentingan. Dengan memahami dan menerapkan panduan PSAK 25, entitas dapat meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
Comments