top of page

Mengelola Kewajiban dan Peluang: Panduan Praktis PSAK 57

Gambar penulis: Alifa AzzahraAlifa Azzahra
Mengelola Kewajiban dan Peluang Panduan Praktis PSAK 57

Mengelola Kewajiban dan Peluang: Panduan Praktis PSAK 57

Dalam dunia pelaporan keuangan, provisi, liabilitas kontinjensi, dan aset kontinjensi memegang peranan penting. Ketiga elemen ini diatur dalam PSAK 57 yang bertujuan untuk memastikan laporan keuangan mampu mencerminkan kewajiban atau potensi keuntungan secara transparan dan andal. Standar ini memberikan panduan praktis mulai dari pengakuan hingga pengungkapan, sehingga perusahaan dapat mengambil langkah yang tepat.


Provisi Langkah Awal Menuju Kepastian Keuangan

Memahami Provisi

Provisi adalah kewajiban yang saat ini harus diselesaikan akibat peristiwa masa lalu, dengan konsekuensi arus keluar sumber daya yang bernilai ekonomi. Berdasarkan PSAK 57, langkah pertama dalam mengelola provisi adalah memastikan ada peristiwa yang mengikat (obligating event). Jika kewajiban tersebut tidak ada, maka perusahaan tidak perlu mencatatnya lebih lanjut.


Namun, jika kewajiban kini ditemukan, hal berikutnya adalah menilai probabilitas terjadinya arus keluar sumber daya. Di sinilah keputusan besar dibuat:

  • Jika arus keluar tidak mungkin, maka kewajiban ini tidak dicatat sebagai provisi.

  • Jika arus keluar mungkin terjadi, langkah berikutnya adalah mengevaluasi apakah jumlah kewajiban tersebut dapat diestimasi dengan andal.


Apabila estimasi yang andal bisa dilakukan, provisi harus diakui dalam laporan keuangan. Sebaliknya, jika tidak memungkinkan, kewajiban tersebut akan diungkapkan sebagai liabilitas kontinjensi—situasi yang jarang terjadi tetapi penting untuk dicatat.


Transparansi dalam Pengelolaan Aset & Liabilitas Kontinjensi

Liabilitas Kontinjensi: Ketidakpastian yang Harus Dipahami

Tidak seperti provisi, liabilitas kontinjensi bersifat tidak pasti. Ia mencerminkan potensi kewajiban yang muncul bergantung pada hasil peristiwa di masa depan. Jika suatu kewajiban masa depan memiliki kemungkinan kecil (remote), maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut. Tetapi, jika kemungkinannya signifikan, perusahaan harus mengungkapkan informasi ini dalam catatan laporan keuangan, termasuk:

  • Jenis kewajiban,

  • Estimasi dampak keuangan, dan

  • Ketidakpastian yang melingkupinya.


Liabilitas kontinjensi tidak diakui dalam laporan posisi keuangan karena belum ada kepastian mengenai kewajiban tersebut.


Aset Kontinjensi: Harapan di Masa Depan

Di sisi lain, aset kontinjensi mencerminkan potensi keuntungan ekonomi bagi perusahaan. Namun, sesuai prinsip kehati-hatian, aset ini tidak boleh diakui hingga manfaat ekonominya benar-benar pasti. Jika peluang tersebut sangat mungkin terjadi, perusahaan wajib mencantumkannya dalam catatan laporan keuangan.


Pengungkapan aset kontinjensi ini membantu pemangku kepentingan memahami potensi keuntungan yang mungkin dihasilkan perusahaan di masa depan. Namun, pengakuan aset hanya dilakukan jika arus masuk manfaat ekonomi sudah pasti dan dapat diukur secara andal.


Mengapa PSAK 57 Penting?

PSAK 57 membantu perusahaan menavigasi kompleksitas provisi, liabilitas kontinjensi, dan aset kontinjensi. Dengan panduan ini, perusahaan dapat menyusun laporan keuangan yang lebih transparan, relevan, dan dapat dipercaya. Hasil akhirnya adalah laporan yang tidak hanya mencerminkan angka, tetapi juga cerita di balik kondisi keuangan perusahaan—sebuah landasan penting untuk pengambilan keputusan strategis.

2.448 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


logo ecorp putih
logo polos putih

© 2024 MYCO. All rights reserved.

© Copyright 2024 by MYCO
bottom of page